Selasa, 25 Mei 2010

kekerasan israel

Karena tidak pernah punya banyak waktu dengan sang anak, hari itu seorang Ayah, warga Palestina di Ghaza, membawa anaknya berjalan-jalan keluar. Tapi, disaat ayah dan anak itu sedang menikmati kebersamaannya, kebahagiaan dan keceriaan mereka terenggut oleh sebuah misil Israel.

Peristiwa menyedihkan semacam itu, bukan yang pertama kali menimpa warga sipil Ghaza. Mereka sudah terlalu sering menjadi sasaran misil-misil Israel yang ditembakkan secara random pada penduduk sipil Palestina. Yusef al-Yazji, kerabat dari ayah dan anak yang menjadi korban misil Israel tadi, dengan kepedihan hanya mampu melontarkan pertanyaan yang tak pernah terjawab, "mengapa rakyat biasa seperti dirinya, juga harus menjadi target serangan" pasukan Zionis Israel?

"Kami sering melihat hal semacam ini, tapi kami tidak bisa selamanya berdiam diri di dalam rumah. Kami haru bekerja untuk menafkahi keluarga. Kami bukan orang-orang yang mereka (pasukan Israel) cari, jadi kami pikir, kami tak perlu sembunyi, " ujar al-Yazji, setelah memberikan penghormatan terakhir pada kerabatnya, Muhammad dan puteranya yang berusia delapan tahun, yang menjadi korban misil pasukan Israel pada Rabu (17/1) malam.

Dengan demikian, selama hampir sepekan operasi militer pasukan Zionis ke Jalur Ghaza, sudah 37 warga Palestina yang gugur, terdiri dari anak-anak, balita dan kaum perempuan. Hari ini, Sabtu (19/1) dinihari, serangan pasukan Zionis kembali menelan korban jiwa dua warga Palestina.
sumber diperoleh dari : www.eramuslim.com

"lebih baik berontak dari pada diam tertindas"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar